
Moskow, – Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar pertemuan penting di Kremlin, Moskow, pada Kamis, 8 Mei 2025. Dalam pertemuan yang berlangsung di tengah peringatan kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman pada Perang Dunia II tersebut, kedua pemimpin negara sepakat untuk menolak unilateralisme dan segala bentuk intimidasi dalam percaturan politik global. Lebih lanjut, pertemuan ini juga menghasilkan lebih dari 20 dokumen kesepakatan kerja sama bilateral di berbagai sektor strategis.
Kedatangan Xi Jinping ke Rusia ini merupakan undangan langsung dari Presiden Putin. Dalam diskusi mendalam yang digelar, kedua kepala negara menunjukkan kesamaan pandangan terkait tantangan global saat ini, termasuk apa yang mereka sebut sebagai “arus balik unilateralisme, intimidasi, dan politik kekuasaan.”
Presiden Xi Jinping menyatakan bahwa sebagai negara besar dan anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Tiongkok bersama Rusia memikul tanggung jawab khusus untuk menghadapi tendensi tersebut. Ia menekankan pentingnya kerja sama antara kedua negara dalam menjaga stabilitas dan tatanan internasional yang lebih adil.
Senada dengan Xi, Presiden Putin menegaskan bahwa penguatan hubungan dan perluasan kerja sama yang saling menguntungkan dengan Tiongkok merupakan pilihan strategis bagi Rusia. Ia menggarisbawahi bahwa hubungan bilateral Rusia-Tiongkok dibangun atas dasar kepentingan bersama dan tidak dipengaruhi oleh pihak ketiga mana pun, serta tidak akan goyah oleh isu-isu temporer.
Puncak dari pertemuan ini adalah penandatanganan dan pertukaran lebih dari 20 dokumen kerja sama bilateral. Kesepakatan-kesepakatan tersebut mencakup spektrum yang luas, menandakan semakin dalamnya kemitraan strategis antara Moskow dan Beijing. Beberapa bidang utama yang tercakup dalam kesepakatan tersebut antara lain:
- Stabilitas Strategis Global: Komitmen bersama untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas di tingkat global, kemungkinan merujuk pada isu-isu keamanan internasional dan non-proliferasi.
- Penegakan Hukum Internasional: Kerja sama dalam menjunjung tinggi dan menegakkan prinsip-prinsip hukum internasional.
- Keamanan Hayati: Kesepakatan terkait keamanan biologis, sebuah isu yang semakin relevan pasca-pandemi global.
- Perlindungan Investasi: Upaya untuk menciptakan iklim investasi yang lebih aman dan saling menguntungkan bagi kedua negara.
- Ekonomi Digital: Kolaborasi dalam pengembangan dan pemanfaatan ekonomi digital, sektor yang menjadi salah_satu motor pertumbuhan ekonomi modern.
- Karantina: Kerja sama di bidang karantina, yang penting untuk perdagangan dan pencegahan penyebaran penyakit lintas batas.
- Kerja Sama Film: Pengembangan hubungan di bidang budaya melalui industri perfilman.
Selain penandatanganan berbagai dokumen tersebut, Presiden Putin dan Presiden Xi Jinping juga dilaporkan telah meneken pernyataan bersama yang bertujuan untuk lebih memperkuat kemitraan strategis komprehensif antara Rusia dan Tiongkok di era baru.
Pertemuan tingkat tinggi ini menegaskan semakin eratnya hubungan antara Rusia dan Tiongkok di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global. Sikap bersama kedua negara dalam menolak apa yang mereka sebut sebagai kebijakan unilateral dan intimidasi dipandang sebagai respons terhadap tekanan dari negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat dan sekutunya.
Para pengamat menilai bahwa kesepakatan kerja sama yang beragam ini, mulai dari isu keamanan strategis hingga ekonomi digital dan budaya, menunjukkan ambisi kedua negara untuk membangun sebuah tatanan alternatif yang lebih multipolar, di mana pengaruh Barat tidak lagi dominan. Kunjungan Xi Jinping ke Moskow dan hasil-hasil konkret yang dicapai bersama Presiden Putin ini dipastikan akan menjadi perhatian serius bagi para pembuat kebijakan di seluruh dunia, serta berpotensi mengubah dinamika hubungan internasional ke depan.